Lebih daripada sekadar ingin berhubungan intim dengan sejumlah wanita, para pria hidung belang ternyata memiliki banyak motivasi dibalik aksi tersebut.
Sebuah studi terbaru menyebut, penerimaan terhadap prostitusi seakan menjadi pembenaran sehingga pria lebih mudah memperoleh jasa mereka. Namun pada sebagian pria, risiko hubungan ilegal merupakan bagian yang paling menantang.
"Salah satu motivasi pria dibalik mencari pelacur adalah ada sesuatu yang menarik atau berisiko. Sifat terlarang membuatnya lebih menarik," kata Martin Monto, seorang sosiolog di Universitas Portland yang melakukan penelitian.
Monto menemukan alasan lain yang cukup mengejutkan. Satu dari tiga pria yang mengunjungi pekerja seks mengaku ingin belajar soal seks lebih daripada hubungan intim dengan pasangan tetap mereka. "Mereka menginginkan lebih banyak seks, atau aktivitas seks yang berbeda dari aktivitas intim dengan pasangan tetap mereka," ujarnya.
Ditambahkan, sebagian pria yang menggunakan jasa pekerja seks adalah mereka yang kesepian, merasa terkucil secara sosial atau mengalami masalah dalam hubungan.
Monto mengatakan, meneliti para pria yang kerap menggunakan jasa prostitusi cukup menyulitkan. Sebagian besar mereka sangat tertutup, sebuah kecenderungan alamiah bagi kebiasaan seks ilegal.
Studi memfokuskan diri pada sisi penawaran prostitusi serta mewawancarai pekerja seks untuk memahami bagaimana wanita bisa masuk ke bisnis ini.
Mengutip Live Science, hasilnya menunjukkan 16 persen pria di dalam populasi pernah menyewa jasa seks selama hidup. Sementara studi lainnya mengungkap 2-4 persen pria AS mengunjungi pelacur dalam satu tahun terakhir.
Seks Komersial dan Kebahagiaan
Studi yang dimuat dalam jurnal Kekerasan Terhadap Perempuan di 2004 menemukan fakta menarik pria yang pernah menggunakan jasa seks komersial.
Pria yang pernah menggunakan jasa seks, atau para wisatawan seks bila menikah cenderung menjalani pernikahan yang tak bahagia. Tidak mengherankan, para pria hidung belang ini cenderung menganggap prostitusi adalah sebuah gaya hidup. Mereka juga lebih bebas secara seksual daripada pria yang jarang membeli jasa seks.
"Pria yang melakukan kontak dengan pekerja seks memiliki mitra seksual dan aktivitas seks lebih sering. Pernikahan mereka juga kurang bahagia dan lebih liberal daripada yang jarang atau tak pernah menyewa jasa seks."
Sebuah studi terbaru menyebut, penerimaan terhadap prostitusi seakan menjadi pembenaran sehingga pria lebih mudah memperoleh jasa mereka. Namun pada sebagian pria, risiko hubungan ilegal merupakan bagian yang paling menantang.
"Salah satu motivasi pria dibalik mencari pelacur adalah ada sesuatu yang menarik atau berisiko. Sifat terlarang membuatnya lebih menarik," kata Martin Monto, seorang sosiolog di Universitas Portland yang melakukan penelitian.
Monto menemukan alasan lain yang cukup mengejutkan. Satu dari tiga pria yang mengunjungi pekerja seks mengaku ingin belajar soal seks lebih daripada hubungan intim dengan pasangan tetap mereka. "Mereka menginginkan lebih banyak seks, atau aktivitas seks yang berbeda dari aktivitas intim dengan pasangan tetap mereka," ujarnya.
Ditambahkan, sebagian pria yang menggunakan jasa pekerja seks adalah mereka yang kesepian, merasa terkucil secara sosial atau mengalami masalah dalam hubungan.
Monto mengatakan, meneliti para pria yang kerap menggunakan jasa prostitusi cukup menyulitkan. Sebagian besar mereka sangat tertutup, sebuah kecenderungan alamiah bagi kebiasaan seks ilegal.
Studi memfokuskan diri pada sisi penawaran prostitusi serta mewawancarai pekerja seks untuk memahami bagaimana wanita bisa masuk ke bisnis ini.
Mengutip Live Science, hasilnya menunjukkan 16 persen pria di dalam populasi pernah menyewa jasa seks selama hidup. Sementara studi lainnya mengungkap 2-4 persen pria AS mengunjungi pelacur dalam satu tahun terakhir.
Seks Komersial dan Kebahagiaan
Studi yang dimuat dalam jurnal Kekerasan Terhadap Perempuan di 2004 menemukan fakta menarik pria yang pernah menggunakan jasa seks komersial.
Pria yang pernah menggunakan jasa seks, atau para wisatawan seks bila menikah cenderung menjalani pernikahan yang tak bahagia. Tidak mengherankan, para pria hidung belang ini cenderung menganggap prostitusi adalah sebuah gaya hidup. Mereka juga lebih bebas secara seksual daripada pria yang jarang membeli jasa seks.
"Pria yang melakukan kontak dengan pekerja seks memiliki mitra seksual dan aktivitas seks lebih sering. Pernikahan mereka juga kurang bahagia dan lebih liberal daripada yang jarang atau tak pernah menyewa jasa seks."
0 komentar:
Posting Komentar